MAKALAH DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI PENYAKIT



DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI PENYAKIT




Oleh :
Mega Saputri                         G1B014039
Nuri Dyah Ayu P                  G1B014062
Rizqi Trisna Putri                 G1B014079
Ni Made Laksmi G               G1B0140
Aisyah Rachmadini               G1B012088



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2015












TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui definisi diagnosis dan karakteristik penyakit
2.      Mengetahui definisi kasus kesehatan
3.      Mengetahui status kesehatan dalam masyarakat menurut H.L. Bloom




A.  PEMBAHASAN

1.      Pengertian Diagnosis
Diagnosis adalah upaya untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang (Bustan, 1997). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penentuan jenis penyakit dng cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.
Untuk menentukan adanya penyakit dapat dilakukan diagnosis dengan cara :
a.       Anamnesis
b.      Tanda
c.       PemeriksaanTes
(Ahlnom, 1992)
a.       Anamnesis
Anamnesis adalah upaya untuk mencari keluhan yang berupa yang berupa gejala (simptonm) yang dirasakan pasien
Berdasarkan apa yang dirasakan pasien (hasil observasi objektif pasien)
Contoh : sakit kepala, mual, sakit perut, linu-linu

-          Anamnesis adalah keterangan pasien tentang penyakitnya dan sering merupakan bagian yang paling penting dari pemeriksaan klinis (Munro,2001).
-          Anamnesis berkaitan dengan keluhan berupa gejala atau symptom yang dirasakan oleh pasien
-          Informasi diperoleh berdasarkan hasil observasi subjektif pasien terhadap dirinya

b.      Tanda
Pemeriksaan fisik adalah upaya untuk mencari Tanda (sign) yaitu hasil pengamatan obyektif dokter/tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien
Berdasarkan apa yang ditemukan tenaga kesehatan dalam pemeriksaan
Contoh : panas, edem, memar, kembung

-          Tanda (sign) berupa hasil pengamatan dokter atau pemeriksa kesehatan yang boleh dikatakan merupakan suatu observasi objektif yang dilakukan terhadap penderita (Bustan, 1997).


c.       Pemeriksaan (test)
Merupakan  pemeriksaan dengan  mempergunakan alat-alat laboratorium atau teknik pemeriksaan lainnya seperti rontgen, atau EGC (Bustan, 1997).

Tidak mudah untuk melakukan ketiganya menegakkan diagnosis karena :

1.    Memerlukan waktu
2.    Faktor biaya yang mahal
3.    Adanya penyakit yang tidak harus memerlukan ketiga prosedur
4.    Adanya subjektifitas dan kelemahan dari masing-masing cara

Untuk sesuatu kegiatan atau penelitian Epidemiologi, melakukan ketiganya sangat sulit dan hampir jarang dilakukan
Penelitian Epidemiologi umumnya merupakan penelitian observasional berdasarkan anamnesis/wawancara dengan penderita/masyarakat
Sebagai perbandingan bagaimana melakukan diagnosis pada pasien perorangan dibandingkan kesakitan pada 100 muniti dapat dibuat sebagai berikut :

Perorangan
Komuniti
Anamnesis
Interview
Sign (Tanda)
Observasi Lapangan
Uji/Test
Intervensi/eksperimen





















2.      Jenis – Jenis Diagnosis
Dalam buku pendidikan kedokteran, atau dalam buku teks tentang anamnesis dan pemeriksaan jasmani atau pada kamus serta ensiklopedia kedokteran, penerapan istilah diagnosis ini sangat beragam dan sangat luas misalnya diagnosis pasti, diagnosis kerja, diagnosis banding, diagnosis akhir, diagnosis eksjuvantibus
a.       Diagnosis Pasti
Diagnosis Pasti adalah diagnosis yang berdasarkan pada data data sebelumnya, dan juga data sesudahnya. Contoh pada pasien panas, kita dapatkan plasmadium falcifarum maka, hal tersebut sudah sampai pada diagnosis pasti yaitu malaria tropica.
Ciri ciri diagnosis pasti :
-          Bila ada tanda/ gejala patognomonik atau sekumpulan data yang patogonomik atau memenuhi kriteria yang disepakati
-          Tidak perlu lagi diagnosis banding
b.      Diagnosis Kerja
Diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada atau (diderita oleh) pasien. Contoh suatu kurva suhu yang meningkat setiap hari ketiga adalah data klinik patognomonis untuk malaria vivax, suatu ronkhi basah pada dada bagian atas suatu tanpa tognomonik TBC paru.
Ciri ciri diagnosis kerja :
-          Tidak ada data patognomonik
-          Harus ada diagnosis banding
c.       Diagnosis Banding
Diagnosis banding lazim juga disebut diagnosis diferensial. Pada praktiknya, dalam langkah demi langkah berpikir, seorang dokter, setelah mendapatkan data klinik yang cukup, akan mendapatkan beberapa kemungkinan penyakit yang sesuai dengan data klinik tersebut. Kemudian, dari sekumpulan kemungkinan tersebut, dipilihlah satu kemungkinan terbesar. Kemungkina terbesar tersebut disebut diagnosis kerja, sedang yang lain diberi istilah diagnosis banding. Contoh:
(S) Data subjektif: muntah darah, feses hitam, pucat dan lemas
(O) Data objektif: anemia, hepatomegal, spidernevi, splenomegali, eritema palmar
Masalah: hematemesis melena
d.      Diagnosis Akhir
Diagnosis akhir adalah rumusan diagnosis apabila dokter berpisah dengan pasiennya apakah meninggal dunia, apakah dirujuk, atau sudah sembuh atau pulang dari rumah sakit.
e.       Diagnosis Eksjuvantibus
Sering juga disebut diagnosis pereklusionam, adalah perumusan diagnosis sebagai lanjutan diagnosis kerja dan diagnosis banding, dimana diagnosis tidak terbukti tapi kemungkinan lain tidak mungkin berdasarkan data yang ada.



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMERIKSAAN TELUR CACING PARASIT PADA FESES (METODE APUNG DENGAN DAN TANPA DISENTRIFUGASI SERTA METODE MODIFIKASI HARADA MORI)

Rindu

PEMERIKSAAN CACING TREMATODA PADA KEONG